SUKU BUNGA, SI GAYA GRAVITASI DALAM KEUANGAN

INVESTASI. Sebuah kata yang melibatkan pengeluaran sejumlah uang saat ini untuk meraih lebih banyak uang di masa depan. Tetapi siapa yang pertama kali memperkenalkan konsep investasi ini?

Menurut Warren Buffett, investor saham tersukses di dunia saat ini, matematika dasar investasi pertama kali diperkenalkan oleh seorang penutur cerita Yunani kuno bernama Aesop yang hidup sekitar tahun 600 SM. Aesop menyampaikan pelajaran moral melalui fabel (dongeng binatang), dan fabel itu masih dapat ditemukan di toko buku saat ini. Salah satu fabel yang akrab adalah perlombaan antara “Kura-Kura dan Kelinci,” yang akhir cerita dimenangkan oleh Kura-Kura.

Fabel Aesop lain yang memperkenalkan konsep investasi adalah kisah “Rajawali dan Bulbul,” dimana seekor burung bulbul yang diserang oleh seekor rajawali memohon untuk dilepaskan, dengan alasan ada dua burung di balik semak-semak. Permohonan ini tegas ditolak oleh rajawali yang menyatakan, “Adalah kegilaan untuk melepaskan sesuatu yang sudah di tangan, untuk burung lain yang belum nampak di mata.” Sejak saat itu, dikenal prinsip investasi “Seekor burung di tangan setara dua di semak-semak.”

Namun sayang, matematika investasi Aesop dalam fabel ini belum lengkap, karena tidak menjelaskan berapa lama satu burung menjadi dua, bagaimana jika ada tiga burung, atau bahkan jika tidak ada burung sama sekali di balik semak-semak. Faktor yang hilang dalam matematika investasi ini adalah suku bunga, disebut sebagai tingkat pengembalian dari investasi. Suku bunga ini menjawab dua pertanyaan mendasar investasi:

  1. Berapa banyak burung yang sebenarnya bisa didapatkan? (Profitabilitas)
  2. Apakah jumlah burung yang didapatkan sebanding dengan investasi di tempat lain? (Komparabilitas)

Sebelum berinvestasi, kita perlu memastikan berapa banyak tingkat pengembalian yang dapat diperoleh dan kapan tingkat pengembalian tersebut akan direalisasikan. Dengan kata lain, kita mencoba untuk evaluasi masa depan. Semua tingkat pengembalian dinyatakan dalam persentase.

Namun, karena keterbatasan dua sumber daya terpenting dalam hidup yaitu uang dan waktu, kita juga perlu membandingkan % tingkat pengembalian ini dengan alternatif investasi lain yang tersedia, untuk menemukan investasi mana yang akan memberikan tingkat pengembalian lebih banyak dan lebih cepat.

Salah satu alternatif pembanding yang umum dan sering digunakan adalah suku bunga acuan bank sentral negara, seperti “BI Rate” untuk Indonesia atau “The Fed Rate” untuk Amerika Serikat. Artikel ini tidak akan membahas sisi ekonomi makro suku bunga acuan dalam perekonomian suatu negara, tetapi lebih fokus ke makna suku bunga tersebut untuk bisnis atau investasi (ekonomi mikro).

Pergerakan suku bunga acuan bank sentral ini sangat vital dalam membentuk harga atau daya tarik suatu aset atau bisnis. Sebagai contoh: investasi dalam aset atau bisnis yang memberikan tingkat pengembalian 14% per tahun, akan menjadi sangat menarik jika suku bunga acuan adalah 5% per tahun. Tetapi cerita menjadi berbeda jika suku bunga acuan adalah 20% per tahun, dimana kita mungkin lebih memilih menyimpan uang di bank.

Sejak Maret 2020 hingga Maret 2022, suku bunga acuan The Fed adalah 0,25% per tahun. Selama periode ini, dibandingkan menaruh uang di bank maka lebih baik daripada berinvestasi. Maka dari itu, dalam periode ini perusahaan rintisan lebih mudah mendapatkan pendanaan dari Venture Capital. Dengan demikian aset atau bisnis apapun yang menawarkan tingkat pengembalian rendah, selama masih di atas 0,25% per tahun, tampak menarik. Aset atau bisnis terlihat murah. Demikian juga mencari pasangan untuk merjer, akuisisi atau pendanaan, terasa lebih mudah.

Tetapi semua mulai berubah arah, ketika The Fed terus meningkatkan suku bunga acuan USD sejak Maret 2022. Hingga Desember 2023, sudah tercatat 11 kali dinaikkan, dan terakhir bertengger di level 5,5%, yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun terakhir. Pada saat artikel ini ditulis (Januari 2024), jika ingin menabung deposito dalam USD di bank-bank di Singapura, kita dengan mudah bisa mendapatkan penawaran suku bunga sebesar 5 – 5,25% per tahun, untuk mata uang USD, mata uang terkuat di dunia.

Hal ini membawa implikasi serius karena aset atau bisnis yang ditawarkan sekarang harus bisa menunjukkan potensi tingkat pengembalian di atas suku bunga acuan USD tersebut. Kalau tidak, maka siap-siap aset atau bisnis itu akan ditawar dengan harga rendah, agar si investor atau pembeli bisa mendapat tingkat pengembalian lebih tinggi daripada suku bunga USD. Dalam periode ini kita berkenalan dengan “Funding atau Tech Winter,” dimana perusahaan rintisan sangat sulit mendapatkan modal, diakhiri tutupnya operasional mereka. Begitu pula merjer, akuisisi, mencari pendanaan menjadi lebih sulit terealisasi. Harga aset atau bisnis pun terlihat mahal, dan harus bersedia menerima penawaran lebih rendah agar kesepakatan dapat terjadi.

Inilah mengapa suku bunga, disebut sebagai “Gaya Gravitasi” dalam dunia keuangan, mengatur pergerakan harga aset atau bisnis. Sebagai investor atau pebisnis dalam periode suku bunga tinggi ini, apa yang harus kita lakukan? Sebagai investor, pastikan cerita dan angka pendukung dari tawaran investasi yang diterima memang valid, dalam memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan aman dibandingkan suku bunga acuan. Sebagai pebisnis, jika Anda mencari pendanaan atau investor, maka perkuatlah fokus dan efisiensi operasi bisnis Anda, serta siapkan mental untuk menerima tawaran harga yang lebih rendah.

Author

  • As the webmaster and author for SW Indonesia, I am dedicated to providing informative and insightful content related to accounting, taxation, and business practices in Indonesia. With a strong background in web management and a deep understanding of the accounting industry, my aim is to deliver valuable knowledge and resources to our audience. From articles on VAT regulations to tips for e-commerce taxation, I strive to help businesses navigate the complexities of the Indonesian tax system. Trust SW Indonesia as your go-to source for reliable and up-to-date information, empowering you to make informed decisions and drive success in your business ventures.

    View all posts