PSAK 19 ASET TAKBERWUJUD: PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Sektor transportasi saat ini mulai beralih dari menggunakan bahan bakar fosil ke energi listrik yang lebih ramah lingkungan karena sektor ini terbanyak menyumbang emisi gas rumah kaca. Perkembangan penggunaan kendaraan listrik berkembang dengan cepat dengan pasar terbesar adalah Tiongkok diikuti wilayah Eropa dan Amerika Serikat. Perkembangan kendaraan listrik sangat bergantung dari kebijakan yang dikeluarkan oleh negaranya. Indonesia berkeinginan menjadi salah satu pusat industri kendaraan listrik dunia dan untuk itu harus memperhatikan tantangan dalam hal biaya, standar, pembangkit listrik, bantuan insentif, keamanan komunikasi dan kerangka kerja dalam pengintegrasian. Selain hal tersebut, jika Indonesia ingin menarik investor maka harus memperhatikan kesiapan infrastruktur, kemudahan untuk berbisnis, kebijakan pemerintah serta penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19 Aset Takberwujud, dalam menentukan apakah suatu aset takberwujud yang dihasilkan secara internal memenuhi syarat untuk diakui, entitas mengklasifikasikan proses dihasilkannya aset takberwujud menjadi dua tahap yaitu tahap penelitian dan tahap pengembangan. Penelitian adalah pencarian terencana atau penyelidikan kritis yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru dengan harapan bahwa pengetahuan tersebut akan berguna dalam pengembangan produk atau jasa baru (disebut produk) atau proses atau teknik baru (disebut proses) atau dalam menghasilkan perbaikan yang signifikan terhadap produk atau proses yang sudah ada. Pengembangan adalah penerjemahan temuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam rencana atau desain untuk produk atau proses baru atau untuk perbaikan signifikan terhadap produk atau proses yang sudah ada, baik untuk dijual atau digunakan. Ini mencakup formulasi konseptual, desain, dan pengujian alternatif produk, konstruksi prototipe, dan pengoperasian pabrik percontohan.

Biaya penelitian dan pengembangan perlu dipertimbangkan untuk menentukan apakah biaya tersebut harus dikapitalisasi atau dibebankan pada saat terjadinya. Selain itu, pengaturan dengan pihak lain untuk melakukan aktivitas penelitian dan pengembangan suatu entitas sering kali rumit dan pertimbangan diperlukan untuk menentukan perlakuan akuntansi yang tepat.

Pada tahap penelitian, entitas tidak mengakui aset takberwujud yang timbul dari penelitian (atau dari tahap penelitian pada proyek internal). Pengeluaran untuk penelitian (atau dari tahap penelitian pada proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Dalam tahap penelitian proyek internal, entitas tidak dapat menunjukan bahwa aset takberwujud yang ada akan memberikan kemungkinan besar manfaat ekonomik masa depan. Oleh karena itu, pengeluaran untuk penelitian selalu diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Contoh kegiatan penelitian yaitu:

  • kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru;
  • pencarian, evaluasi dan seleksi final untuk penerapan atas penemuan penelitian atau pengetahuan lain;
  • pencarian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa; dan
  • perumusan, desain, evaluasi dan seleksi final berbagai kemungkinan alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau yang ditingkatkan.

Pada tahap pengembangan, aset tak berwujud yang timbul dari pengembangan (atau dari tahap pengembangan pada proyek internal) diakui jika, dan hanya jika, entitas dapat menunjukkan seluruh hal berikut ini:

  1. kelayakan teknis penyelesaian aset takberwujud tersebut sehingga aset tersebut dapat digunakan atau dijual.
  2. intensi untuk menyelesaikan aset takberwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya.
  3. kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset takberwujud tersebut.
  4. bagaimana aset takberwujud akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomik masa depan. Antara lain entitas dapat menunjukkan adanya pasar bagi output aset takberwujud atau pasar atau aset takberwujud itu sendiri, atau, jika aset takberwujud itu akan digunakan secara internal, entitas dapat menunjukkan kegunaan aset takberwujud tersebut.
  5. tersedianya kecukupan sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lain untuk menyelesaikan pengembangan aset takberwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut.
  6. kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang dapat diatribusikan terhadap aset takberwujud selama pengembangannya.

Dalam tahap pengembangan suatu proyek, terkadang entitas dapat mengidentifikasi aset takberwujud dan menunjukkan bahwa aset tersebut akan menghasilkan kemungkinan besar manfaat ekonomik masa depan. Hal itu karena tahap pengembangan proyek lebih maju dibandingkan dengan tahap penelitian. Contoh aktivitas pengembangan yaitu:

  • desain, konstruksi, serta pengujian purwarupa dan model sebelum produksi atau sebelum digunakan;
  • desain, peralatan, cetakan dan pewarnaan yang melibatkan teknologi baru;
  • desain, konstruksi dan operasi pabrik percontohan, yang skalanya tidak ekonomik, untuk produksi komersial; dan
  • desain, konstruksi dan pengujian alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem atau jasa yang baru atau yang disesuaikan.

Author

  • As the webmaster and author for SW Indonesia, I am dedicated to providing informative and insightful content related to accounting, taxation, and business practices in Indonesia. With a strong background in web management and a deep understanding of the accounting industry, my aim is to deliver valuable knowledge and resources to our audience. From articles on VAT regulations to tips for e-commerce taxation, I strive to help businesses navigate the complexities of the Indonesian tax system. Trust SW Indonesia as your go-to source for reliable and up-to-date information, empowering you to make informed decisions and drive success in your business ventures.

    View all posts