Goodwill dari Aksi Korporasi

Penggabungan usaha seringkali menjadi aksi korporasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjaga kelangsungan usaha. Penggabungan usaha yang dapat dilakukan berupa merger, akuisisi, atau konsolidasi. Merger berarti menjaga eksistensi salah satu entitas dan membubarkan entitas lain. Akuisisi berarti mengambilalih kepemilikan suatu entitas dan mempertahankan operasional kedua entitas. Sedangkan konsolidasi berarti pembentukan entitas baru hasil kombinasi kedua entitas.

 Salah satu tujuan aksi korporasi adalah menyesuaikan organisasi dengan siklus hidup perusahaan, dimana ekspansi usaha diharapkan dapat terwujud dari sinergi usaha kedua pihak dalam mendukung pertumbuhan perusahaan (khususnya bagi perusahaan pelaksana) dan divestasi akibat perusahaan masuk dalam siklus penurunan (khususnya bagi perusahaan target).

Transaksi terkait dengan penggabungan usaha umumnya menimbulkan goodwill bagi entitas yang baru atau bertahan. Goodwill merupakan aset takberwujud yang dimiliki perusahaan sebagai selisih antara nilai transaksi dan nilai aset bersih perusahaan target. Goodwill dapat diperhitungkan dengan mengurangi nilai transaksi yang dibayarkan perusahaan pelaksana (perusahaan pengakuisisi) berdasarkan hasil kalkulasi nilai wajar dengan nilai buku perusahaan target. Goodwill positif tercatat jika nilai transaksi melebihi nilai aset bersih perusahaan target dan berlaku juga sebaliknya, goodwill negatif tercatat jika nilai transaksi berada di bawah nilai aset bersih perusahaan target.

Tabel 1 

Contoh Aksi Korporasi perusahaan dalam dan luar negeri yang mencatatkan goodwill dalam laporan keuangan perusahaan

NoNama PelaksanaAksi KorporasiTanggal PelaksanaanEkspektasi Hasil atas Aksi KorporasiNilai Goodwill
Perusahaan Dalam Negeri
1PT Indofood CBP Sukses Makmur TbkAkuisisi Pinehill Company Limited (PCL)27 Agustus 2020Ekspansi pasar ke luar negeri dengan efesiensi biaya dan lead timeIDR 52.230 Miliar
2PT GoTo Gojek Tokopedia TbkProses merger antara Gojek dengan Tokopedia17 Mei 2021Meningkatkan ekosistem digital dan memperkuat pangsa pasar dalam kompetisi industriIDR 93.106 Miliar
Perusahaan Luar Negeri
3Grab Taxi Holdings Pte LtdAkuisisi Uber Technologies26 Maret 2018Pengembangan ekosistem bisnis dalam on-demand service (layanan transportasi publik dan pesan antar makanan)US$ 631 Juta*
*Nilai Estimasi
4AT&T Inc.Akuisisi Time Warner Inc.,15 Juni 2018Sinergi kedua belah pihak untuk mengembangkan pasar media dan hiburan global dengan fitur teknologiUS$ 38 Miliar

Eksekusi penggabungan usaha lazim dilaksanakan baik oleh perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. Berdasarkan contoh di atas menunjukkan bahwa pelaksana bersedia untuk membayar lebih mahal dari nilai buku perusahaan target dalam usahanya mencapai sinergi yang diharapkan dan mampu meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Namun, apakah pada kenyataannya, manfaat yang diterima perusahaan lebih menguntungkan atau merugikan dari goodwill tersebut?

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk
Secara jangka pendek, proses merger Gojek dengan Tokopedia memberikan dampak negatif pada profitabilitas perusahaan pelaksana. Hal ini tercermin dari adanya penurunan nilai goodwill dalam aset perusahaan sebesar 11 triliun rupiah yang menyebabkan EBITDA dan laba sebelum pajak perusahaan semakin merugi, masing-masing dari -22.8 triliun dan -25.7 triliun rupiah di tahun 2021 menjadi -38 dan -40.5 triliun rupiah di tahun 2022. Penurunan nilai goodwill disebabkan adanya peningkatan tingkat suku bunga yang memengaruhi harga pasar perusahaan.
Secara jangka panjang, diharapkan dengan adanya skema merger tersebut dapat mendukung rencana perusahaan untuk memperoleh profit di masa mendatang. Perbaikan performa perusahaan terlihat dari meningkatnya gross & net revenue perusahaan, menurunnya cash burn dan efisiensi biaya dari perampingan struktur perusahaan. 
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Selama 3 tahun terakhir perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan mulai dari 46,641 miliar rupiah di tahun 2020 menjadi 64,797 miliar rupiah di tahun 2022 dengan tingkat Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 17.87%. Pertumbuhan ini juga diiringi dengan pertumbuhan aset bersih perusahaan dari 50,232 miliar di tahun 2020 menjadi 57,473 miliar di tahun 2022 dengan tingkat CAGR sebesar 6.96%. Namun, laba bersih perusahaan tidak bertumbuh secara signifikan, bahkan mengalami penurunan pada tahun 2022 dengan tingkat CAGR sebesar -12.17% hal ini disebabkan meningkatnya beban bunga secara signifikan dari tahun ke tahun, diakibatkan pinjaman berbunga perusahaan untuk mengeksekusi transaksi akuisisi perusahaan, dari 670 miliar rupiah di tahun 2020 menjadi 6,184 miliar rupiah di tahun 2022.

Berdasarkan studi kasus di atas, harapan perusahaan pelaksana dari penggabungan usaha belum tentu berjalan sesuai dengan ekspektasi, terutama dalam jangka pendek. Perusahaan pelaksana perlu mempertimbangkan secara matang tentang keseluruhan manfaat maupun risiko. Identifikasi manfaat yang diperoleh melalui sinergi yang terwujud dalam proyeksi laporan keuangan dan risiko sistematik maupun non-sistematik perlu dilakukan, baik oleh pihak internal maupun melalui pihak independen.

Author

  • As the webmaster and author for SW Indonesia, I am dedicated to providing informative and insightful content related to accounting, taxation, and business practices in Indonesia. With a strong background in web management and a deep understanding of the accounting industry, my aim is to deliver valuable knowledge and resources to our audience. From articles on VAT regulations to tips for e-commerce taxation, I strive to help businesses navigate the complexities of the Indonesian tax system. Trust SW Indonesia as your go-to source for reliable and up-to-date information, empowering you to make informed decisions and drive success in your business ventures.

    View all posts