Audit untuk Goodwill

Ringkasan

Di Indonesia, audit dilakukan sesuai dengan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Dalam akuntansi, goodwill mengacu pada aset tidak lancar takberwujud, yang timbul dari kombinasi bisnis, ketika jumlah yang dibayarkan untuk mengakuisisi suatu perusahaan lebih besar daripada nilai wajar aset neto teridentifikasi perusahaan yang diakuisisi.

Serupa dengan aset takberwujud dengan umur tidak terbatas lainnya, goodwill tidak diamortisasi karena dianggap tidak akan terpakai atau habis secara sistematis. Namun, grup perusahaan perlu untuk menelaah atau menguji goodwill untuk potensi penurunan nilai setiap tahunnya.

Dalam audit goodwill, ketidakefektifan penelaahan atas penurunan nilai biasanya menjadi perhatian utama bagi kami, para auditor. Kadang-kadang, klien bahkan mungkin tidak mencoba untuk melakukan penelaahan penurunan nilai atas aset tidak berwujud mereka sama sekali.

Asersi audit untuk goodwill

Serupa dengan aset takberwujud lainnya, asersi audit untuk goodwill disertakan dalam tabel di bawah ini:

Asersi audit untuk goodwill
Keberadaan Goodwill yang ditunjukkan dalam laporan keuangan grup perusahaan pada tanggal pelaporan benar-benar goodwill yang sejati.
Penilaian Saldo goodwill benar-benar mencerminkan nilai ekonomis yang sebenarnya pada tanggal pelaporan.
Penyajian dan pengungkapanPengungkapan yang memadai terkait goodwill dalam laporan keuangan telah dilakukan.

Asersi penilaian biasanya merupakan hal yang lebih kami perhatikan karena terkait dengan risiko lebih saji disebabkan penelaahan yang tidak tepat atas penurunan nilai goodwill. Sementara, asersi keberadaan goodwill di sini bukan hanya mengenai apakah goodwill benar-benar ada, tetapi lebih pada apakah goodwill tersebut benar-benar aset sejati.

Prosedur audit untuk goodwill

Goodwill pada akuisisi

Pada tanggal akuisisi, goodwill biasanya diukur dari selisih lebih nilai wajar imbalan yang dibayarkan oleh entitas induk dan kepentingan non-pengendali terhadap nilai wajar aset neto teridentifikasi entitas anak yang diakuisisi.

Goodwill pada saat akuisisi = nilai wajar imbalan yang dibayarkan + nilai kepentingan non-pengendali – nilai wajar aset neto teridentifikasi entitas anak

Dalam hal ini, audit goodwill pada saat akuisisi tidak hanya untuk memverifikasi apakah goodwill benar-benar ada sebagai aset sejati, tetapi juga untuk mengevaluasi apakah goodwill diukur dengan tepat pada nilai yang sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK 19).

Berikut adalah contoh prosedur audit untuk goodwill pada saat akuisisi antara lain:

  • Memeriksa perjanjian pembelian untuk memastikan imbalan yang dibayarkan dan tanggal pembelian sudah benar.
  • Memastikan nilai wajar aset neto teridentifikasi sesuai dengan laporan uji tuntas yang dibuat oleh pihak eksternal independen.
  • Mendapatkan risalah dewan dan menelaah diskusi tentang pembelian entitas anak.
  • Menghitung ulang goodwill dan membandingkan dengan goodwill yang dibukukan klien.
  • Memastikan bahwa pembayaran telah dilakukan dengan memverifikasi rekening bank dan dokumen pendukung terkait lainnya.

Penelaahan Penurunan Nilai Goodwill

Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis tunduk pada penelaahan penurunan nilai tahunan. Hal ini untuk memastikan bahwa saldo goodwill tidak lebih saji dalam laporan keuangan grup. Penurunan nilai goodwill terjadi ketika nilai tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan. Dan setiap kerugian penurunan nilai akan dibebankan langsung ke laporan laba rugi.

Demikian pula, dalam audit goodwill, kami biasanya lebih memperhatikan risiko salah saji material disebabkan lebih saji goodwill, di mana klien tidak melakukan penelaahan penurunan nilai dengan tepat. Contoh prosedur audit untuk penurunan nilai goodwill meliputi:

  • Mengkonfirmasi apakah uji atau penelaahan penurunan nilai telah dilakukan atas goodwill tersebut.
  • Memverifikasi validitas dokumen dan data pendukung yang relevan yang digunakan manajemen untuk mendukung penilaian mereka, mis. tingkat diskonto, data industri tentang tingkat pertumbuhan dan perkiraan arus kas, dll.
  • Mengevaluasi kewajaran penilaian manajemen atas penurunan nilai goodwill
  • Memeriksa akurasi aritmatika dari perhitungan penurunan nilai
  • Memastikan bahwa kerugian penurunan nilai telah dibukukan dengan benar dalam laporan laba rugi

Dalam pengujian penurunan nilai goodwill, kita harus selalu waspada terhadap tanda-tanda atau indikasi penurunan nilai yang dapat terjadi pada goodwill. Ini mencakup:

  • Penurunan nilai pasar yang signifikan
  • Dampak negatif akibat perubahan hukum, lingkungan bisnis, atau teknologi
  • Memburuknya kinerja keuangan
  • Kehilangan personel kunci yang signifikan, dll.

Penting untuk dicatat bahwa pembalikan kerugian penurunan nilai tidak diperbolehkan atas goodwill yang sebelumnya telah diturunkan nilainya. Hal ini disebabkan ketika situasi berubah dari buruk menjadi baik yang mengarah pada peningkatan nilai goodwill, hal tersebut dipandang sebagai peningkatan goodwill internal (bukan goodwill yang dibeli dari kombinasi bisnis). Dan goodwill internal tidak diperbolehkan unutk diakui sebagai aset.

Author

  • As the webmaster and author for SW Indonesia, I am dedicated to providing informative and insightful content related to accounting, taxation, and business practices in Indonesia. With a strong background in web management and a deep understanding of the accounting industry, my aim is to deliver valuable knowledge and resources to our audience. From articles on VAT regulations to tips for e-commerce taxation, I strive to help businesses navigate the complexities of the Indonesian tax system. Trust SW Indonesia as your go-to source for reliable and up-to-date information, empowering you to make informed decisions and drive success in your business ventures.

    View all posts
Open chat
Hello
Can we help you?