Bursa Efek Indonesia (BEI) berkolaborasi dengan SW INDONESIA untuk mengedukasi masyarakat luas terkait Kesiapan Penawaran Saham Perdana (IPO Readiness). Seminar kolaboratif berhasil terselenggara 10 Juli 2024 bertempat di Main Hall, Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Lebih dari 150 hadirin memperoleh masukan berharga tentang IPO Readiness dari dua pembicara kunci dan empat pembicara ahli.
Pembicara kunci pertama adalah Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI adalah Kristian Manullang. Pembicara kunci kedua adalah Chief Executive Officer SW INDONESIA yaitu Michell Suharli. Selnjutnya keempat pembicara ahli adalah Listyorini Dian Pratiwi (Kepala Divisi Pengembangan Perusahaan Tercatat BEI), Rudy Utomo (Dewan Pengawas APEI – Asosiasi Pedagang Efek Indonesia), Agustinus Sugiharto (Managing Partner KAP Suharli, Sugiharto & Rekan – SW INDONESIA), dan Kukuh Komandoko (Ketua Dewan Standar HKHPM – Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal). Seminar dimoderatori oleh Ronny Budisantoso, Head of Surabaya Office SW INDONESIA.
Kedua pembicara kunci memaparkan data-data terkini tentang perkembangan perusahaan tercatat, kisah sukses mereka yang IPO di pasar modal Indonesia dan pengantar alur pandangan keempat narasumber hari itu tentang dukungan dari BEI dan masing-masing profesi penunjang dalam IPO Readiness. Sampai tanggal 10 Juli 2024, Perusahaan IPO di BEI mencapai 32 nomor urut Perusahaan tercatat. Data terakhir yang dihimpun, BEI memiliki 979 emiten terdiri dari 849 penerbit saham saja, 78 penerbit saham & obligasi, 51 penerbit obligasi / sukuk, dan 1 penerbit EBA-SP & Obligasi. SW INDONESIA mendukung BEI untuk berhasil memiliki emiten ke-1000 di tahun 2024 ini.
Pembicara ahli pertama, Listyorini Dian Pratiwi atau Dian memaparkan lebih detail data-data termuktahir kondisi BEI. Dian menjelaskan beberapa transformasi BEI menjadi Multi-asset Class Exchange, yaitu pasar modal yang menyelenggarakan sarana transaksi perdagangan saham, obligasi dan karbon. Dari sisi saham, IHSG berhasil mencapai rekor All-time-high pada kuartal pertama tahun 2024 dengan angka sebesar 7,433. Dari sisi obligasi, jumlah nilai obligasi negara dan perusahaan serta sukuk terkini sebesar 392.9 miliar USD per 21 juni 2024. Transaksi kredit karbon juga tetap bertumbuh seiring berjalannya program pengendalian iklim oleh pemerintah.
Pembahasan dilanjutkan dengan kondisi terkini dari IPO di pasar modal Indonesia. Hingga berakhirnya semester satu tahun 2024, Indonesia berhasil mencatatkan 25 saham perusahaan untuk melantai di pasar modal, diiringi 24 perusahaan yang masuk dalam stock pipeline BEI yang bersiap untuk melaksanakan IPO. Angka ini mendorong BEI berada di peringkat ke-7 secara global IPO Trends Q2 2024 dan tertinggi dibandingkan negara ASEAN lain sejak 2018.
Dari sisi pertumbuhan, Indonesia juga mencatat pertumbuhan yang tinggi terkait jumlah perusahaan tercatat di bursa dengan persentase sebesar 38,6%. ”Dari sisi investor, terjadi peningkatan cukup signifikan selama masa pandemi dan saat ini berhasil mencatatkan lebih dari 13 juta investor di Indonesia. Investor-investor ini sangat didominasi oleh generasi milenial, generasi Z dan generasi muda lainnya. Tidak hanya itu, terjadi juga transisi saat ini dimana investor pasar modal Indonesia didominasi oleh investor lokal dengan perbandingan kurang lebih sebesar 6:4,” ujar Dian.
Selain terkait kondisi terkini dari pasar modal Indonesia, BEI juga turut melakukan sosialisasi terkait kesiapan IPO perusahaan. BEI mengingatkan terkait manfaat yang diperoleh dari IPO, baik dari sisi keuangan, insentif pajak, loyalitas dan tingkat kompetensi karyawan. Selain itu, BEI juga mengingatkan pentingnya pemahaman atas persyaratan pencatatan di berbagai papan dan proses IPO demi kelancaran proses yang berlangsung.
SW INDONESIA memiliki unit bisnis SW Business Advisory, yang menawarkan penasehat bisnis terpercaya untuk membantu memperkuat kesiapan IPO klien-klien. Profesional di SW Business Advisory – IPO Readiness rutin melakukan riset perkembangan pasar modal di Indonesia. IPO di pasar modal Indonesia merupakan pilihan brilian bagi perusahaan yang merencanakan untuk IPO
Dalam kesiapan IPO, SW Business Advisory memberi layanan jasa penasehat bisnis untuk pendampingan klien yang hendak melakukan IPO. Pertama, SW Business Advisory memberi nasehat bisnis untuk meningkatkan pemahaman peran IPO bagi perusahaan. IPO berdampak besar dalam aspek finansial perusahaan, dimana IPO menjadi strategi alternatif perusahaan dalam memperoleh pendanaan bagi operasional bisnis. Selain itu, IPO juga memberikan insentif pajak, baik bagi Wajib Pajak (WP) badan usaha maupun investor dalam melakukan transaksi jual-beli saham. Selain dari aspek finansial, IPO juga berdampak bagi nilai perusahaan secara keseluruhan, dimana perusahaan dituntut untuk menjaga tata kelola perusahaan dan meningkatkan profesionalitas sehingga dapat mengembangkan dan menjaga reputasi perusahaan di mata investor secara umum.
Kedua, perusahaan perlu memahami persyaratan yang perlu dipenuhi sehingga perusahaan dapat melaksanakan IPO. BEI menyediakan 3 papan pencatatan saham sebagai opsi bagi perusahaan dalam melaksanakan IPO, tergantung kesiapan masing-masing perusahaan. Terdapat papan utama, pengembangan dan akselerasi dimana ketiga papan ini membedakan dari potensi jumlah dana yang mampu diperoleh sesuai kompleksitas aspek-aspek yang perlu dipenuhi. Aspek tersebut diantaranya terkait tata kelola perusahaan, keuangan, akuntansi, dan struktur penawaran umum.
Ketiga, perusahaan perlu memahami persiapan apa saja yang diperlukan untuk melaksanakan IPO. Perusahaan perlu merencanakan dan menganalisa bagaimana kondisi operasional usaha perusahaan yang terefleksi dalam nilai kapitalisasi pasar. Perencanaan ini akan menentukan target dana yang diperoleh perusahaan melalui jumlah saham yang ditawarkan dengan harga pasar yang sesuai. Setelah memiliki perencanaan yang matang, perusahaan perlu mempersiapkan tim, baik tim internal maupun penunjukkan penjamin emisi efek, lembaga, dan profesi penunjang. Penentuan tim diperlukan dalam menjaga proses perjalanan IPO perusahaan perjalan dalam rentang waktu yang sesuai dengan persiapan pemenuhan regulasi yang memadai.
Keempat, perusahaan perlu memahami bagaimana proses IPO berjalan. Perencanaan dan penentuan tim termasuk dalam bagian persiapan awal, dimana proses ini akan berlanjut ke proses evaluasi. Dalam proses ini, tim internal dan eksternal perusahaan berkolaborasi dalam memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh BEI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Hasil dari tahap ini yaitu izin yang diterbitkan oleh BEI dan OJK yang menyatakan bahwa perusahaan diperkenankan untuk melakukan publikasi terkait prospektus dan persetujuan pencatatan efek. Selanjutnya, Perusahaan memasuki tahap bookbuilding dengan tujuan melihat minat calon investor atas penawaran saham oleh Perusahaan. Dalam tahap ini perusahaan juga melakukan roadshow dalam melakukan sosialisasi atas aspek-aspek investasi atas saham perusahaan kepada investor, khususnya investor-investor dalam instansi tertentu.